Wayang Orang
I. Latar Belakang
Generasi muda seringkali menjadi bahan pembicaraan orangtua yang
mengenal betul seni dan sejarah Indonesia. Generasi muda adalah sosok yang akan
menjadi penerus bangsa nantinya dalam bidang Seni, Politik, dan Ekonomi. Dan
para generasi muda yang akan meneruskan itu semua. Generasi muda memiliki
tujuan untuk meneruskan itu semua karna akan adanya pergantian zaman dimana
yang muda untuk berkembang dan maju, dan yang tau untuk istirahat menikmati
hasil dari generasi muda. Karena yang menentukan semua apa yang dicita-citakan
bangsa dan Negara ini akan selalu bergantian.
Di Indonesia ini sedang krisis para generasi muda yang menyukai
seni lokal seperti Wayang, Sinden, dan pemain alat music tradisonal. Sungguh sangat memprihatinkan kondisi para
generasi muda saat ini, mulai menurunnya rasa kecintaan dan rasa keinginan yang
dimilki oleh generasi muda untuk memajukan dan mengembangkan budaya
bangsa dan setiap daerah yang merupakan warisan leluhurnya sendiri.
Kondisi seperti ini sudah bisa kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. di mana generasi muda sebagai harapan masa depan, menganggap
budaya lokal adalah hal yang membosankan dan lebih memilih mengembangkan budaya
asing yang malah membuat efek kurang baik pada generasi muda.
Kondisi seperti
ini apabia dibiarkan, cepat atau lambat akan berdampak luas dalam kehidupan
masa depan baik generasi tua maupun muda. Kurangnya kesadaran untuk memahami
budayanya sendiri akan berdampak besar, yakni hilangnya jatidiri. Fenomena ini
akan menjadi bahaya laten bagi kita semua.
Salah satu budaya yang sudah di anggap asing bagi generasi muda
adalah tentang pertunjukan wayang. Wayang sendiri sudah kekurang generasi muda
yang meyukainya, sudah tidak seperti dulu sebelum terkontaminasi dengan budaya
modern dari luar Indonesia.
II. Pembahasan
1.
Penjelasan
tentang wayang orang dan penyajiannya.
Wayang orang
atau yang biasa di sebut juga dengan wayang wong (Bahasa Jawa) adalah,
Pertunjukan wayang di perankan oleh beberapa masyarakat di dalam pertujukannya.
Wayang orang atau Wayang wong sendiri di ciptakan oleh seorang sultan, Yaitu
Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731. Wayang orang merupakan sebuah penyajian
di tampilkan dalam bentuk drama tradisional. Penyajian yang di maskud itu
memiliki karakteristik struktur, sehingga dapat di bedakan dalam bentuk
pertunjukan yang lain. Wayang orang ini adalah suatu seni yang memuat tentang
ajaran hidup. Maka dari itu wayang orang merupakan acara tontonan dan juga
sebagai tuntunan hidup bagi masyarakat
jawa.
Wayang orang
ini sendiri sudah tidak di mainkan dengan menggunakan boneka – boneka wayang,
tapi menampilkan manusia sebagai
pengganti dari boneka – boneka wayang itu sendiri. Pada wayang orang ini juga
di lengkapi dengan perhiasan – perhiasan yang hampir mirip dengan peran boneka
– boneka wayang tersebut. Untuk menyerupai boneka – boneka wayang itu pemeran
wayang orang selain di beri perhiasan, wajah para pemeran biasanya juga di hiasi dengan bentuk gambar atau suatu
lukisan.
Dalam
pertunjukan wayang orang, diperlukan unsur – unsur seperti :
1) Gedung
Gedung adalah suatu tempat atau panggung
dimana wayang akan bermain. Di dalam gedung itu juga terdapat alat – alat dan sarana
pendukung pertunjukan. Seperti ilustrasi tempat atau background adegan terjadi.
Misalnya : Hutan, jalan, sungai dan pemandangan lainya.
2) Dalang
Dalang adalah orang yang memainkan wayang
tersebut. Seorang dalang mempunyai
tanggung jawab tentang pertunjukan yang berlangsung, membuat hidupnya
pertunjukan di atasa panggung wayang, dan sebagai penyaji.
3) Alat music
Alat musik yang digunakan dalam penyajian
wayang orang adalah Gamelan dan pangrawit. Fungsi dari gamelan dan pangrawit
dalam penyajian wayang orang adalah untuk mengiringi dan mendukung suasana yang
sedang di mainkan oleh para wayang.
4) Sutradara
Sutradara dalam pertunjukan wayang adalah seseorang yang mengarahkan pertunjukan
dengan benar, dan mempunyai kecerdasan dalam menjalankan suatu pertunjukan,
sehingga mencapai suatu pertunjukan wayang yang menghibur dan berhasil.
5) Gerak tari (koreografi)
Gerak tari (koreografi) dalam pertunjukan
wayang orang merupakan bagian pertunjukan wayang orang. Biasanya dalam
pertunjukan wayang orang tari yang digunakan adalah tarian tradisional klasik.
6) Busana
Busana adalah kostum atau pakaian yang di
gunaka untuk para pemeran, tokoh atau pelaku wayang yang di bawakan. Sebelum
bermain di atas panggung, kostum yang di gunakan sudah memberi tau siapa
karakter dia.
7) Rias
Seorang tat arias pada wayang orang juga
sangat penting, karna tat rias dalm wayang orang membuat penampilan dan
wajahnya sesuai dengan peranan tokoh wayang yang di perankan.
8) Lampu dan suara
Lampu pada pementasan suatu pertunjukan
wayang orang berfungsi untuk menciptakan suasana yang di inginkan untuk memberi
suasana /daya hidup pada suasana dramtikal si atas panggung , dan secara tidak
langsung meberi efek kepada busana sang wayang dan perlengkapan lainnya. Suara
dalam penyajian wayang orang adalah suatu alat komunikasi antara pemain dengan
penonton, dengan maksud agar para penonton dapat mendengar dan memahami dengan
baik dan jelas tentang pertunjukan wayang orang yang di sajikan.
2.
Dampak
positif dan negative dari budaya lokal bagi generasi muda tentang Wayang orang.
A. Positif
Banyak
dampak yang bagus dan positif dari pertunjukan wayang orang bagi generasi muda
di Indonesia ini, dari hal yang kecil sampai ke hal yang besar.. Wayang orang juga
selain menjadi pertunjukan hiburan, juga
pertunjukan yang bertujuan mengajarkan pandangan hidup yang baik.
Pertunjukan
dari wayang orang ini memiliki nilai postif pembentukan karakter bangsa ini dan
ingin mendorong kembali bangkitnya kehidupan yang memiliki budi pekerti luhur
dan berjiwa besar kepada siapa saja.
Seni budaya lokal wayang orang ini sangat luar biasa terhadap berbagai
perubahan pemerintahan, politik, sosial budaya maupun kepercayaan membuktikan
bahwa wayang mempunyai fungsi dan peranan penting dalam kehidupan sosial
masyarakat.
Dari tujuan mengibur hingga ke pembelajaran
budi pekerti yang luhur di wayang bisa kita lihat betapa bagusnya jika generasi
muda menyadari tentang seni budaya lokal sepert wayang orang ini.
B. Negatif
Pertunjukan wayang orang ini mungkin memiliki
sedikit peminat generasi muda, karena, yang di lihat dan di ketahuinya
pertunjukan wayang adalah pertunjukan yang membosankan dengan cerita – cerita
jadul. Para generasi muda banyak yang lebih memilih untuk mengembangkan seni
budaya yang dari luar (Asing) dari pada mengembangkan dan meneruskan budaya
lokal yang sudah menjadi ciri khas Indonesia ini. Efek yang lebih banyak di dapat dari budaya luar adalah sesuatu yang
menyimpang dan berefek pada tingkah laku dan kurangnya norma kesopanan.
III.
Penutup
A.
Kesimpulan
Untuk menjaga ataupun
melesatrikan suatu budaya lokal seperti wayang orang ini, yang diandalkan
adalah generasi muda. Karena generasi muda adalah yang akan selalu meneruskan
bangsa ini, terutama tentang dalam bidang seni wayang orang yang merupakan
budaya lokal dan sudah di akui dunia. Kita harus menjaga mengembangkan dan
meneruskan seni Wayang orang ini, sebab, dalam seni wayang orang ini terdapa
kearifan budaya lokal yang bermanfaat untuk membangun karakter dan jati diri
bangsa Indonesia melalui watak tokoh dalam wayang orang tersebut.
B.
Saran
1.
Semoga
dengan ini generasi muda Indonesia mempunyai rasa ingin mengembangkan dan
melestarikan budaya lokal Wayang orang ini. Generasi muda juga Lebih
meingkatkan kesadaran diri bahwa manjaga kelestarian budaya lokal sangatlah
penting karena bagaimanapun juga ini lah tanah air kita dengan seragam budaya
yang luhur. Dan janganlah terlalu menggilai budaya asing, karena tidak semua
budaya asing yang masuk membawa pengaruh positif bagi kita sebagai penerus generasi
muda.
2.
Jangan
sampai kesenian tradisional yang penuh pesan moral ini, diaku oleh bangsa lain,
sebagai budaya milik mereka. Jika sudah seperti itu, masyarakat sendiri yang
akan rugi telah kehilangan seni wayang orang yang hanya ada di bangsa ini.
Jangan sampai seni wayang orang tetap hidup, namun seolah mati di negeri
sendiri, ditelan kemajuan jaman dan pengaruh modernitas.
C.
Daftar
pustaka