Ilmu Budaya Lokal Papupa “ KOTEKA”
Pengertian
Koteka
adalah suatu keterampilan yang sangat unik, yang hanya dimiliki oleh suku pedalaman
masyarakat di Negara Indonesia yaitu di Papua, Koteka merupakan pakaian
adat yang digunakan saat sebelum dikenalnya Celana. Koteka ini digunakan untuk
menutupi kelamin pada pria di pedalaman Papua.
Sejarah
Sejarah
Pada
umumnya Koteka itu terbuat dari kulit Labu Air. Cara pembuatanya adalah dengan
mengeluarkan isi dan biji labu yang sudah tua, setelah itu kulit dari buah labu
tua itu di jemur. kata Koteka itu sendiri bermakna Pakaian, koteka berasal
dari bahasa salah satu suku yang berada di Kab.Paniai. Suku pegunungan
Jayawijaya menyebutnya hilom atau horim
Ada
banyak Suku yang dapat dikenali dari cara mereka menggunakan koteka itu, untuk
koteka yang pendek biasanya digunakan ketika mereka sedang bekerja dan yang
panjang dengan berbagai hiasan, digunakan disaat melaksanakan upacara adat,
namun disetiap suku memiliki perbedaan bentuk Koteka, misalnya Suku Yali,
memiliki bentuk labu yang berukuran panjang, sedangkan masyarakat Tiom biasanya
memakai dua labu untuk di jadikan koteka.
Pada
tahun 1950, Misionaris yang datang ke Papua, telah menyampaikan penggunaan
celana sebagai pengganti Koteka bagi suku papua pedalaman, tetapi usaha itu tidak
sepenuhnya berhasil, karena Suku Dani dilembah baliem saat itu masih
ada yang mengunakan Koteka, hingga memasuki tahun 1960 Pada masa Pemerintahan
RI, kampanye penggunaan celana terus di suarakan, namun belum berdampak
signifikan.
Memasuki
Tahun 1971 melalui Gubernur Frans Kaisepo, kampanye anti koteka di adakan
kembali, pada masa ini di kenal sebagai "operasi koteka", dengan cara
membagi-bagikan Pakaian kepada penduduk, tetapi operasi itu memberi dampak pada
penyakit kulit yang menyerang warga sekitar, disebabkan tidak adanya sabun
untuk mencuci pakaian yang digunakan selama berhari-hari.
Di Tahun - tahun berikutnya
pemakaian Koteka pada Masyarakat penggunungan di pedalaman Papua semakin
berkurang, dikarenakan perkembangan hidup modern dari setiap zaman ke zaman,
dan sudah banyak laki-laki penggunungan papua yang terpelajar, Penggunaan Koteka
pada saat ini, masih dapat di Jumpai ketika berlangsungnya Upacara Adat, namun
tidak menutup kemungkinan para pengguna Koteka akan semakin tersisihkan.
Penjelasan
Ukuran
koteka biasanya berkaitan dengan aktivitas pengguna yang akan bekerja atau
melakukan upacara adat. Banyak suku-suku di sana yang dapat dikenali dari cara
mereka menggunakan koteka. Koteka yang pendek digunakan saat bekerja, dan yang
panjang dengan hiasan-hiasan digunakan dalam upacara adat.
Namun
demikian, setiap suku memiliki perbedaan bentuk koteka. Orang Yali,
misalnya, menyukai bentuk labu yang panjang. Sedangkan orang Tiom
biasanya memakai dua labu.
Seiring
waktu, koteka semakin kurang populer dipakai sehari-hari. Koteka dilarang
dikenakan di kendaraan umum dan sekolah-sekolah. Kalaupun ada, koteka hanya
untuk diperjualbelikan sebagai cenderamata.
Di
kawasan pegunungan, seperti Wamena, koteka masih
dipakai. Untuk berfoto dengan pemakainya, wisatawan harus merogoh kantong
beberapa puluh ribu rupiah. Di kawasan pantai, orang lebih sulit lagi
menemukannya.
Kesimpulan
Koteka
juga bisa digunakan sebagai media melukis dan souvenir bagi wisatawan asing
maupun lokal, selain itu, dengan melestarikannya sama juga menghargai seni dan
keterampilan warga setempat yang selalu melestarikan dan menjaga budaya koteka
dari suku pedalaman ini..
Koteka adalah aset budaya
bangsa Indonesia, sekalipun di era yang modern nanti Koteka juga memiliki
fungsi lain, namun tetap menjadi bagian dari kebudayaan yang tak boleh
dilupakan, dengan terus melestarikan kebudayaan, sama juga telah menjaga aset
budaya yang memiliki nilai - nilai leluhur didalamnya dan tidak hilang di
tengah era perkembangan jaman yang semakin modern ini.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
http://dianaanitakristianti.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-tentang-koteka.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Koteka
http://greenbirepapua.blogspot.com/2012/09/koteka-aset-budaya.html
http://greenbirepapua.blogspot.com/2012/09/koteka-aset-budaya.html#ixzz2Y5HI0emR