Senin, 29 April 2013

IBD - Keragaman Budaya Daerah (Masyrarakat Melayu Di Kalimantan Barat)


Kearifan budaya Lokal (Masyarakat Melayu)

      A.      PENDAHULUAN
                Masyarakat yang ada di Kalimantan Barat merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Pada Masyarakat Kalimantan Barat sendiri sudah tercipta suatu kerukunan yang telah berlangsung sudah sangat lama. Jika dilihat dari perkembangan sukunya, masyarakat yang ada di daerah Kalimantan Barat terdiri dari masyarakat Dayak, namun sesuai dengan perkembangan pada masyarakat Kalimantan Barat yang tinggal di pedalaman, bagi mereka yang menetap di daerah pesisir dan kota, mereka menyebutkan dirinya dengan suku  Melayu. Suku Melayu sangat identik dengan pemeluk Agama Islam. Budaya Melayu bersumberkan nilai-nilai dari ajaran Islam. Seseorang bias dikatakan orang  Melayu adalah : bias berbahasa Melayu, beradat istiadat Melayu, dan beragama Islam.
                Falsafah suku Melayu itu sangat berpegang teguh pada hukum Agama Islam atau ketentuan hukum dan ketentuan itu sendiri berdasarkan Al Qur’an dan Hadist. Ada sebuah pendapat dari seseorang yaitu Vallentijn (1712M) ia mengatakan bahwa ”Masyarakat melayu itu Melayu sangat cerdik, sangat pintar dan manusia yang sangat sopan di seluruh Asia dan juga sangat baik, sopan-santun, lebih pembersih dalam cara hidupnya
maju.
                Salah satu karakteristik orang Melayu adalah jujur dalam berdagang, berani mengarungi lautan, jarang terlibat dalam soal kriminal, sangat bangga kepada tegaknya hukum dan jiwa pada dirinya adalah bidang kesenian, nelayan dan perairan.

                Adapun ciri-ciri dari bangsa Melayu menurut para penguasa kolonial Belanda, Inggris serta para sarjana asing antara lain sebagai berikut:

      1.       Seseorang disebut Orang Melayu apabila ia beragama Islam, berbahasa Melayu dalam sehari-harinya , dan beradat istiadat Melayu. Adat Melayu itu sangat teguh terhadap hukum, yang berdasarkan kitabullah.
      2.       Sangat berpegang teguh kepada yang Esa. Artinya ia tetap menerima takdir, pasrah dan selalu bertawakal kepada Allah.
      3.       Orang Melayu selalu membantu dalam penegakan hukum.
      4.       Orang Melayu sangat mengutamakan budi dan bahasa, itu juga menunjukan sopan-santun dan tinggi kepada siapa saja.
      5.       Orang Melayu mengutamakan pendidikan dan Ilmu.
      6.       Orang Melayu mementingkap budi pekerti seperti berbicara tidak kasar, berpakian rapi , mengikuti ajaran tentang menjauhi pantang larangan
      7.       Orang Melayu mengutamakan musyawarah dan mufakat sebagai keputusan dan seni kehidupan sosial. Keadaan bias ini terlihat pada acara perkawinan, kematian, selamatan mendirikan rumah dan lain-lain. Orang Melayu harus bermusyawarah/mufakat dengan kerabat atau handai taulan agar mendapatkan suatu kesepakatan bersama agar tercegahnya pendapat-pendapat yang tidak baik.
      8.       Orang Melayu ramah dan terbuka kepada tamu, keramahtamahan dan keterbukaan orang Melayu terhadap segala pendatang (tamu) terutama yang beragama Islam,
      9.       Orang Melayu baru akan melawan jika sudah dalam keadaan terdesak.

B.
 Masalah
Masyarakat melayu memiliki pergeseran nilai-nilai budaya, nilai-nilai itu terdapat pada upacara ataupun ungkapan –ungkapan yang berlaku pada masyarakat melayu itu yang semakin jarang diungkapkan oleh generasi muda. Suatu ungkapantradisional yang masih hidup dan sering digunakan di kalangan masyarakat Melayu Kalbar belum banyak yang tertarik sehingga dikhawatirkan akan hilang diakibatkan karena timbulnya pengaruh kemajuan dari berbagai bidang tersebut, yang sangat utama yaitu kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang setiap hari semakin berkembang dengan pesat, sehingga sangat mungkin akan dapat menimbulkan dampak yang negatif dalam kehidupan mental bangsa Indonesia. Selain itu dengan banyaknya  media-media modern yang memberikan informasi kepada masyarakat dengan sangat cepat dan sulit untuk di control. Sehingga berpengaruh bagi mental generasi bangsa Indonesisa.

C. Upacara Dan Ungkapan – Ungkapan Tradisional Masyarakat Melayu Kalbar

1.           Menetak air takan putus,  Ditetak air tidak putus,  Dicencang air tidak akan putus
 
  Sekalipun air dicencang, air tersebut tidak akan pernah putus
Ungkapan ini adalah untuk menyatakan bahwa darah atau hubungan saudara darah tidak akan putus dengan dalil apapun. Maksudnya tidak ada satu hal pun yang bias  memutuskan hubungan persaudaraan atau hubungan darah dari keluarga, misalnya hubungan antara kaka dan adik, sekalipun mereka bertengkar atau berkelahi antara satu dengan yang lainnya, tetapi hubungan persaudaraan atau hubungan sedarah di antara mereka tidak akan putus.
2.           Rupa nan padang tekukur,  Seperti padang burung tekukur.
Ungkapan ini menggambarkan sesuatu tempat yang sangat sunyi dan sepi. Biasanya tempat tersebut ramai dikunjungi oleh orang atau sanak keluarga yang bertemu ke rumah keluarga tersebut, sehingga menimbulkan suasana yang sangat ramai. Ketika mereka telah pulang ke rumahnya masing-masing suasana rumah tersebut menjadio sepi kembali.

3.     
   Bagai kuyit dengan kapor, Seperti kunyit dengan kapur
Ungkapan ini menyatakan
ada suatu obat yang sangat mujarab atau ampuh untuk mengobati suatu penyakit. Maksudnya adalah bahwa penyakit yang dapat diobat tertentu akan sembuh dalam yang singkat. Seperti kuyit yang tadinya berwarna kulit kuning akan nampak menjadi segar kembali.

4.     
   Rupa bawang tunggal, Seperti bawang tunggal, Bawang merah yang terdiri dari satu siung      saja, tidak diikuti oleh siung-siung yang lainnya.
Ungkapan ini diucapkan untuk menyatakan suatu pujian kepada seseorang yang memiliki hidung sangat mancung, dan ungkapan ini berlaku kepada siapa saja. Karena kemancungaannya itu mempercantik wajahnya.

5.        Bagai pecah di lidah
Ungkapan ini menyatakan
tentang keenakan dan kenikmatan suatu makanan. Ungkapan ini untuk menyampaikan suatu citarasa makannya yang sangat enak rasanya. Dan juga untuk memuji sesorang yang memasak makan yang sangat lezat itu.

6.        Bagai hari kiamat,  Bagaikan hari kiamat.
Ungkapan ini
menggambarkan keadaan hari kiamat, diucapkan ungkapan ini untuk jika keadaan hari hujan yang sangat deras dan diikuti dengan suara petir yang dahsyat dan keras, disertai hembusan angin yang  sangat kencang, sehinggadikatakan sebagai hari kiamat

7.     
   Tikus membaikan labu
Maksud ungkapan ini untuk menyatakan tentang suatu pekerjaan tugas yang dilakukan oleh seseorang tapi pekerjaan itu sebenarnya bukan merupakan pekerjaan dan tanggungjawabnya.

 8.           Mulutnya celang celup
Ungkapan ini adalah sindiran kepada seseorang yang suka ikut campur urusan dan pembicaraa orang lain, sebenarnya ia tidak mengetahui bahkan tidak mengerti sama sekali awal dari pembicaraan tersebut yang dibicarakan. Tetapi ia selalu ikut-ikutan berbicara seakan – akan ia mengerti dan merasa tau terhadap persoalan tersebut.

9.        Bagai sapi dijujuk idungnya, Usah membawa ayam laki-laki, Jangan membawa tabiat seperti   ayam jago atau ayam jantan, Jangan berlaku atau bersikap seperti ayam jantan.
Ungkapan sindiri kepada kelompok orang dewasa dan kelompok anak-anak yang suka bertingkah laku seprti orang yang sok berani atau yang suka bersikap gagahan. Dan juga merupakan sindiran terhadap orang yang tidak pandai beradaptasi dengan lingkungannya, ia hanya bertingkah laku menurut kemauannya sendiri tanpa memperhatikan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat tempat tinggalnya. Biasanya orang seperti ini tidak disenangi masyarakat.

10.
         Bagai suara keriang
Ungkapan ini ditujukan pada orang-orang yang mempunyai suara yang melengking, suaranya tidak terlalu besar, tetapi kalau berbicara suaranya menjadi melengking bagaikan suara keriang

D. Penutup
1. Kesimpulan
Ungkapan
dari budaya masyarakat melayu merupakan salah satu unsur budaya bangsa serta sumber yang bisa memberikan banyak informasi dan pengetahuan kepada masyarakat lain di luar Kalimantan barat, karena ungkapan – ungkapan itu banyak mengandung nilai-niai yang bagus untuk  masyarakat seperti : nasehat, pesan, serta petunjuk-petunjuk yang baik untuk kita dari Zaman dahulu sehingga sekarng ini yang bisa berguna bagi kehidupan manusia.
Pentingnya isi yang terkandung pada ungkapan tradisional masyarakay melayu tersebut maka perlu dilakukan langkah upaya untuk melestarikannya. Caranya yaitu dengan melakukan  pendataan dan pengkajian terhadap ungkapan-ungkapan yang masih sering digunakan di dalam masyarakat Melayu Kalbar tersebut. Pada setiap ungkapan tersebut dapat digali nilai-nilai baik dan psotif seperti nasihat, pujian maupun sindiran yang biasa terjadi dikalangan masyarakat Melayu Kalbar, dan ungkapan tersebut dapat di pelajari dengan baik untuk para orang tua, maupun anak-anak, supaya tidak berprilaku seperti yang terdapat di dalam ungkapan tersebut di atas dan dapat menjadi suri teladan yang baik bagi mereka dalam kehidupannya.

2. Saran-Saran
Suku Melayu yang
berada di daerah Kalimantan Barat ini tidak saja hanya suku Melayu Sambas, tetapi ada juga Melayu Pontianak, Mempawah, Sintang melayu Sanggau dan lainnya. Kita juga perlu untuk mendata dan mengkaji ungkapan yang terdapat di dalam masyarakat suku Melayu tersebut agar ungkapan-ungkapan yang pernah digunakan di dalam masyarakat itu tidak hilang begitu saja dan dapat di lestarikan dengan baik, sehingga terhindar dari kepunahannya.

3. Daftar Pustaka :
1. Harsono Dibyo, 1997. Memudarnya Masyarakat Tradisional Kasus Kampung Melayu. Balai Kajian Jarahnitra Tanjugpinang
2. Asnaini. 1995. Ungkapan-Ungkapan tradisional Masyarakat Melayu Sambas
3. Sosrowardoyo Pandil,dkk. 1985.80. Upacara Tradisional Yang Berkaitan Dengan Peristiwa Alam dan Kepercayaan Daerah Kalimantan Barat .