Produsen
merupakan kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu
tinggi dan berkualitas, sehingga dapat diterima di kalngan masyarakat dan
menghasilkan laba. Perilaku produsen itu pada
dasarnya menjelaskan tentang bagaimana produsen menggunakan sumber daya yang telah
ada, untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan dari produk yang disukai.
Teori
perilaku produsen bisa dianalisis dengan cara, seperti :
1.
Pendekatan Marginal Utility
Pendekatan
Marginal Utility adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen
dapat diukur dengan satu satuan, contohnya : Uang. Karna Semakin banyak sesuatu
barang yang akan dikonsumsi, maka akan bertambah kepuasan yang diperoleh dari
setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun”. Karena para konsumen lebih
memaksimumkan kepuasan.
2.
Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan
Indifference Curve atau pendekatan ordinal adalah pendekatan yang memiliki anggapan
bahwa kepuasan dari para konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau
lebih rendah.
Anggapan
dalam pendekatan ordinal sebagai berikut:
1. Konsumen mempunyai pola
preferensi akan barang-barang tertentu.
2. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.
3. Konsumen berusaha memaksimumkan
kepuasan.
Produksi merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar
lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Kegiatan seperti menambah daya guna
suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Produksi
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen untuk mencapai kemakmuran.
Kemakmuran bisa diperoleh jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang
mencukupi dan berkualitas. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses
produksi disebut Produsen. Di dalam kegiatan produksi pasti ada modal.
Produksi
dapat digolongkan menjadi lima bidang, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Bidang ekstraktif, Setiap usaha untuk mengambil hasil alam secara langsung. Misal: pertambangan, perikanan laut, berburu, dan menebang hutan.
- Bidang agraris, Setiap usaha mengerjakan atau mengolah alam agar diperoleh hasil dari tumbuhan dan hewan. Misal: pertanian, perkebunan, perikanan darat, dan peternakan.
- Bidang industry, Setiap usaha mengolah dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi. Misal: perakitan, pertekstilan, ukir-ukiran, dan kerajinan.
- Bidang perdagangan, Setiap usaha untuk membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk. Misal: perdagangan regional, perdagangan nasional dan internasional.
- Bidang jasa, Setiap usaha memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan. Misal: perbankan, asuransi, pengangkutan, jasa, dan hukum.
Laba adalah keuntungan. Laba dapat
didefinisikan dengan dua cara, yaitu :
1. Laba
dalam Ilmu Ekonomi Murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang
investor sebagai hasil dari penanam modalnya, setelah dikurangi
biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut
(termasuk di dalamnya, biaya kesempatan).
2. Laba
dalam Akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya
Berikut
adalah cara menentukan Laba:.
Laba
= Penerimaan – pengeluaran
Diketahui
:
Pengeluaran
Rp. 38.000.000,-
Penerimaan Rp. 48.000.000,-
Penerimaan
(Rp.48.000.000) – Pengeluaran (Rp.38.000.000) = Laba(Rp. 10.000.000)
Refrensi
: