Alinea tidak
lain adalah dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau
lebih luas dari kalimat. Alinea bertujuan untuk memudahkan pengertian dan
pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain serta memisahkan
dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal. Alenia atau Paragraf merupakan
suatu bentuk dari bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Untuk menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, kita perlu memperhatikan
kesatuan dan kepaduan. Karena alenia
yang efektif harus memenuhi dua syarat yaitu Kesatuan paragraf dan
kepaduan paragraf. Kesatuan kalimat berarti pada seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan. Sedangkan Kepaduan berarti pada seluruh kalimat didalam
paragraf itu kompak dan saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita
menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang
dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap
sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika
ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan
ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya
terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak
mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Syarat-Syarat pembentukan Alenia :
Kesatuan
Semua kalimat yang mendukung
alenia secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
Koherensi
Saling berhubungan sebuah
kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alenia.
Pengembangan
Sebuah alenia
memiliki sebuah pengembangan gagasan atau ide pokok dengan menggunakan kalimat
pendukung.
Efektif
Dengan penggunaan
kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.
Pola Pengembangan Alenia:
Alenia Deduktif
Kalimat utamanya
terdapat pada bagian awal kalimat.
Alenia Induktif
Kalimat
utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
Alenia Campuran
Kalimat utamanya
terletak di awal dan ditegaskan kembali pada bagian akhir.
Alenia Diskriptif
Kalimat utamanya yang
tersirat pada seluruh kalimat di paragraph.
Berikut ini adalah jenis-jenis paragraph :
Paragraf Deduksi
Deduksi berarti berfikir dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan kalimat
topiknya selalu diawal.
Paragraf Induksi
Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-bagian kecil atau
hal-hal yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan yang bersifat umum
disebut paragraf induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari khusus ke yang
umum. Pada paragraf seperti ini penempatan kalimat topiknya berada diakhir
paragraf.
Paragraf Campuran
Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya di tengah paragraf.
Paragraf ini di mulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau kata
transisi kalau ada. Setelah itu, kalimat topik di kembangkan lagi dan diakhiri
oleh kalimat penegas kalau diperlukan.
Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-bandingkan
kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak
dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan
tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian bagian kecil.
Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan
kalimat-kalimat pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan
jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.
Paragraf Sebab-Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat
peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang.
Jika kalimat topiknya berupa sebab maka kalimat pengembangnya harus merupakan
akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat topiknya berupa akibat, kalimat
pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat itu.
Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau
kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara
mengulang bagian-bagian kalimat yang penting.
Paragraf Definisi
Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian atau
istilah yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya mudah
dipahami oleh pembaca. Alat untuk memperjelas pengertian itu ialah kalimat
pengembang.
Paragraf Deskriptif
Kalimat topik dalam paragraf deskriptif tidak tersurat seperti pada
paragraf-paragraf yang lain. Kalimat topik paragraf ini tersirat pada semua
kalimat pengembang. Kita akan mengetahui kallimat topik setelah selesai membaca
paragraf karena kalimat topik paragraf deskriptif merupakan simpulan semua
paparan dalam paragraf.
Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama
pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang
merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf
yang lainnya.
Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai
silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.Metode-metode tersebut ialah :
Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas,
penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas
konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak
boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi
itu
Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan
suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut
(kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu
sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh
dengan proses peristiwa sejarah.
Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh
terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun
berbentuk paragraf.
Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan
suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang
terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya,
hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai
dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya
tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat
paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata
eksposisi.
Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan
gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun
paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di
samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena
model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan
eksposisi seperti arikel dalam media massa.
Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan
ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah
dengan metode klasifikasi. Klasifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan
factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan
tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan,
lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk
diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu
deskriptif, ekspositoris, agumentatif, dan naratif.
Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini
melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata
ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau
dari kiri kekanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil
yang tertangkap oleh pancaindra.
Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris disebut juga paragraf paparan.
Paragraf ini menampilkan suatu objek. Tertuju pada satu unsur saja. Penyampainnya
dapat menggunakan perkembangan analisis atau keruangan.
Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris.
Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih brsifat
membujuk atau menyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya,
paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu,
sebuah karangan narasi atau paragraf narasi haya kita temukan dalam novel,
cerpen, atau hikayat.